Caramengobati penyakit ayam yang satu ini juga sama dengan penyakit tetelo. Penyakit ayam yang satu ini belum ada obatnya. Untuk cara pencegahan sebaiknya lakukan vaksinasi secara rutin menggunakan Gumboro Vaccin Nobilis, Delvax Gumboro, dan Bursavac. 3. Bronchitis Penyakit DOC ayam yang satu ini terjadi pada saluran pernapasan.

Penyakit Ternak Ayam Unggas dan Cara Pengobatannya Page 1 Hama & Penyakit Ternak – Hewan peliharaan jenis unggas adalah ternak yang paling banyak dibudidayakan manusia, dan unggas yang paling populer adalah ayam, itik, angsa, burung, dan merpati/burung dara. Unggas merupakan hewan ternak yang banyak diambil manfaatnya oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Unggas dibudidayakan oleh hampir setiap rumah tangga, terutama masyarakat yang bermukim di pedesaan. Karena itu populasi ternak unggas paling banyak jika dibandingkan dengan ternak lainnya. Seiring dengan semakin bertambahnya populasi unggas, maka penyakit yang menyertainya juga semakin banyak dan kompleks. Penyakit-penyakit unggas baik penyakit ringan maupun penyakit berat yang bisa menular kepada manusia merupakan kendala terberat dalam usaha budidaya ternak unggas. Serangan penyakit pada ternak unggas merupakan penyebab utama gagalnya suatu usaha budidaya. Selain penyakit-penyakit menular yang mematikan, penyakit-penyakit yang tidak mematikan pun perlu mendapatkan perhatian, mengingat penyakit-penyakit tersebut juga menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Pengamanan terhadap penyakit harus mendapatkan prioritas dan perhatian khusus, dimana pengendalian tersebut terdiri dari usaha pencegahan, pengobatan dan pembasmian. Jenis-jenis Penyakit yang Sering Ditemukan pada Ternak Unggas Banyak sekali jenis-jenis penyakit yang sering ditemukan pada ternak unggas. Penyakit pada unggas disebabkan oleh beberapa jenis nikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur dan parasit. Gejala dan akibat yang ditimbulkan oleh serangan mikroorganisme tersebut berbeda-beda, baik penyakit ringan, penyakit menular maupun penyakit yang mematikan. Beberapa penyakit menular yang telah ditemukan pada unggas lokal di laboratorium diagnostik adalah Newcastle Disease Tetelo, Flu Burung, Marek, Gumboro, Pox, Infectious Coryza Snot, Pullorum, Colibacillosis, Cholera unggas, Anthrax, Aspergillosis, Candidiosis, Coccidiosis, Histomoniasis, Cryptosporidiosis, Trichomoniasis, infestasi ektoparasit dan cacing. Berdasarkan penyebabnya, penyakit pada unggas dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu sebagai berikut ; – Penyakit Viral adalah penyakit unggas yang disebabkan oleh virus – Penyakit Bakteri adalah penyakit unggas yang disebabkan oleh bakter – Penyakit Mikal adalah penyakit unggas yang disebabkan oleh jamur – Penyakit Parasit adalah penyakit unggas yang disebabkan oleh organisme parasit A. 15 Jenis Penyakit Viral Virus pada Unggas, Penyebab, Gejala, Pencegahan dan Cara Pengobatannya 1. Penyakit Avian Encephalomyelitis AE Penyebab Penyakit Avian Encephalomyelitis disebabkan oleh virus RNA dari family Picornaviridae. Penyakit AE umumnya menyerang anak ayam umur 1-4 minggu, sedang pada ayam petelur hanya mengakibatkan penurunan produksi telur antara 5-20%, yang mempengaruhi daya tetas telur yang diproduksinya. Bila diingat bahwa Penyakit AE ini ditularkan melalui telur maka “Breeder” yang paling dirugikan akibat serangan penyakit ini. Gejala klinis ; Pada anak ayam umumnya umur 1-2 minggu ditemukan gejala antara lain ayam awalnya tampak sayu, diikuti ataksia karena adanya inkoordinasi dari otot-otot kaki, sehingga ayam dapat jatuh ke samping dengan kedua kaki terjulur ke satu sisi, tremor pada kepala dan leher terutama bila dipacu, keadaan akan berlanjut dengan kelumpuhan dan diakhiri dengan kematian. Pada ayam petelur gejala yang terlihat hanyalah penurunan produksi telur antara 5-10% dan tidak diikuti gejala gangguan syaraf. Pada ayam pembibitan ditemukan adanya daya tetas telur yang menurun dan anak ayam yang ditetaskan akan banyak tertular penyakit AE. Pencegahan dan Pengobatan Pencegahan dilakukan dengan vaksinasi. Cara pengobatan belum ada. Pada ayam yang masih hidup dapat diberikan ransum pakan yang baik disertai vitamin dan elektrolit. 2. Penyakit Avian Influenza AI / Flu Burung Penyebab Penyakit Avian influenza AI pada unggas yang disebabkan oleh virus influenza type A subtipe H5 dan H7. Semua unggas dapat terserang virus influenza A, tetapi wabah AI sering menyerang ayam dan kalkun. Penyakit ini bersifat zoonosis dan angka kematian sangat tinggi karena dapat mencapai 100%. Virus ss-RNA yang tergolong family Orthomyxoviridae, dengan diameter 80-120 nm dan panjang 200-300 nm. Gejala Klinis Gejala klinis yang terlihat pada ayam penderita HPAI antara lain adalah, jengger, pial, kelopak mata, telapak kaki dan perut yang tidak ditumbuhi bulu terlihat berwarna biru keunguan. Adanya perdarahan pada kaki berupa bintikbintik merah ptekhie atau biasa disebut kerokan kaki. Keluarnya cairan dari mata dan hidung, pembengkakan pada muka dan kepala, diare, batuk, bersin dan ngorok. Nafsu makan menurun, penurunan produksi telur, kerabang telur lembek. Adanya gangguan syaraf, tortikolis, lumpuh dan gemetaran. Kematian terjadi dengan cepat. Sementara itu pada LPAI, kadang gejala klinis tidak terlihat dengan jelas. Pencegahan dan Pengobatan Belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan Avian Influenza. Usaha yang dapat dilakukan adalah membuat kondisi badan ayam cepat membaik dan merangsang nafsu makannya dengan memberikan tambahan vitamin dan mineral, serta mencegah infeksi sekunder dengan pemberian antibiotik. Dapat pula diberikan pemanasan tambahan pada kandang. 3. Penyakit Cacar Unggas Penyebab Penyakit cacar unggas disebabkan oleh DNA Pox virus ukuran besar. Terdapat 4 strain Pox virus unggas yang mirip satu sama lain dan secara alami menginfeksi spesies unggas sesuai dengan namanya, yaitu Virus Fowl pox, Virus Turkey pox, Virus Pigeon pox dan Virus Canary pox. Gejala Klinis Cacar dapat terjadi dalam salah satu bentuk yaitu bentuk kulit atau bentuk difterik, ataupun kedua bentuk tersebut. Gejala klinis bervariasi tergantung pada kepekaan inang/hospes, virulensi virus, distribusi lesi dan faktor komplikasi yang lain. Gejala umum yang timbul adanya pertumbuhan yang lambat pada unggas muda, penurunan telur pada periode bertelur,adanya kesulitan bernapas dan makan. Pencegahan dan Pengobatan Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian vaksin. Seperti penyakit virus yang lain, untuk penyakit cacar tidak ada obat yang spesifik dan efektif. 4. Penyakit Chicken Anemia Syndrome Penyebab Penyakit Chicken anemia syndrome disebabkan oleh Chicken Anemia Agent CAA, termasuk grup Circovirus. Virus berukuran 18-26,5 nm, tergolong ss-DNA, tidak beramplop dan berbentuk ikosahedral. CAA merupakan penyakit viral yang bersifat akut pada ayam muda. Penyakit ditandai adanya anemia aplastika dan atrofi organ limfoid yang mengakibatkasn terjadinya imunosupresif. Gejala Klinis Pada kasus akut gejala klinis muncul pada ayam umur 7-14 hari, ditandai dengan hambatan pertumbuhan dan anoreksia. Pada bagian muka, pial dan jengger tampak pucat, bulu ayam berdiri disertai dengan terjadinya peningkatan mortalitas ayam sekitar 5-16%, tetapi pernah mencapai 60%. Pencegahan dan Pengobatan Pencegahan dilakukan dengan cara vaksinasi. Pengobatan dengan antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder dapat membantu menurunkan kasus. 5. Penyakit Egg Drop Syndrome 1976 EDS’76 Penyebab EDS’76 disebabkan oleh Adenovirus dari famili Adenoviridae. Virus EDS’76 dapat mengaglutinasi eritrosit ayam, itik dan kalkun. Virus EDS’76 diduga berasal dari adenovirus itik. Musim hujan dan kering tidak mempengaruhi secara langsung penyakit EDS’76, tetapi dapat memperberat kasus penyakit akibat faktor stres. Gejala Klinis Gejala klinis EDS’76 biasanya tampak pada ayam berumur 25-35 minggu dengan gejala khas berupa penurunan produksi telur dengan kualitas jelek. Kualitas telur yang jelek dapat berupa hilang atau berkurangnya warna kulit telur, kulit telur lunak, tipis atau bahkan tanpa kulit dan ukuran telur menjadi sangat kecil. Pencegahan dan Pengobatan Pencegahan terhadap EDS’76 dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi pada ayam menjelang produksi. Tidak ada obat yang efektif dalam menurunkan keparahan ataupun mengurangi gejala penyakit. 6. Penyakit Helicopter Disease Penyebab Penyebab utama penyakit ini adalah Reovirus, tetapi beberapa agen lain dapat terlibat, seperti rotavirus, parvovirus, enterovirus-like viruses dan toga virus-like agent. Helicopter Disease merupakan penyakit penyebab gangguan pertumbuhan terutama pada ayam pedaging umur 1–6 minggu. Gejala Klinis Anak ayam yang terserang penyakit ini menunjukkan penurunan laju pertumbuhan yang nyata pada umur pemanasan/brooding yaitu 5-7 hari. Kelainan bulu tampak pada ayam yang sakit, termasuk patahnya tungkai bulu sayap primer dan bertahannya warna kuning pada bulu di bagian bawah kepala sampai umur 30 hari. Pencegahan dan Pengobatan Untuk mencegah terjadinya malabsorbsi, formulasi pakan dapat dievaluasi untuk meyakinkan kecukupan zat-zat gizi. Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk pengendalian penyakit ini. 7. Penyakit Inclusion Body Hepatitis IBH Penyebab Penyakit Inclusion Body Hepatitis IBH disebabkan oleh Adenovirus, familia Adenoviridae. IBH disebabkan oleh sedikitnya 3 serotipe dari DNA Adenovirus dan diperkirakan minimum ada 19 serotipe Avian Adenovirus yang pernah dideteksi dari ayam, kalkun, angsa dan entok. Inclusion Body Hepatitis IBH merupakan penyakit akut, menyerang ayam muda umur 4-8 minggu. Gejala Klinis Hampir semua infeksi Adenovirus tidak menunjukkan gejala klinis yang jelas. Jengger kelihatan pucat, pial dan kulit muka juga pucat, depresi, lemah dan kemungkinan diikuti dengan penyakit lainnya. Gangguan pernafasan sering terjadi pada anak ayam dan pada ayam dewasa kadang terjadi penurunan produksi telur. Pencegahan dan Pengobatan Pencegahan infeksi paling baik dilakukan dengan praktek manajemen pemeliharaan yang optimal. Seperti pada penyakit yang disebabkan virus lainnya, belum ada pengobatan untuk penyakit ini. 8. Penyakit Infectious Bronchitis IB Penyebab Penyakit Infectious Bronchitis IB adalah penyakit pernapasan akut dan sangat menular pada ayam. IB disebabkan oleh virus dari genus coronavirus dari family Coronaviridae. Virus IB termasuk virus ss-RNA, berbentuk spherik atau pleomorfik dengan diameter 90-200 nm. Spesies rentan terhadap penyakit IB hanyalah ayam, baik broiler ataupun layer, tetapi pernah dilaporkan kejadian pada itik dan burung liar. Gejala Klinis Gejala klinis pada anak ayam ditandai dengan batuk, bersin, ngorok, keluar leleran hidung dan eksudat berbuih di mata. Anak ayam yang terkena tampak tertekan dan akan cenderung meringkuk di dekat sumber panas. Gejala klinis muncul dalam waktu 36 sampai 48 jam. Pencegahan dan Pengobatan Belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan infectious bronchitis. Usaha yang dapat dilakukan adalah membuat kondisi badan ayam cepat membaik dan merangsang nafsu makannya dengan memberikan tambahan vitamin dan mineral 9. Penyakit Infectious Bursal Disease IBD Penyebab IBD merupakan penyakit menular akut pada ayam berumur muda, disebabkan oleh Virus IBD tergolong virus RNA dari genus avibirnavirus dan family birnaviridae. Kerugian ekonomi yang diakibatkan cukup besar karena menyerang anak ayam berumur muda kurang dari tiga minggu dengan tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi. Gejala Klinis Ayam yang terserang ditandai dengan gejala depresi, nafsu makan menurun, lemah, gemetar, sesak nafas, bulu berdiri dan kotor terutama bulu di daerah perut dan dubur, selanjutnya diikuti dengan diare, feses berwarna putih kapur dan kematian yang terjadi akibat dehidrasi. Pencegahan dan Pengobatan Cara pencegahan yang paling efektif adalah melakukan vaksinasi. Tidak ada pengobatan yang efektif. Namun perlakuan terhadap ternak ayam yang sakit dapat diberikan pengobatan, misalnya dengan tetes 5% dalam air minum selama 3 hari, gula rnerah 2% dicampur dengan NaHC03 0,2% dalam air minum selama 2 hari. 10. Penyakit Infectious Laryngo Tracheitis ILT >> Page 2, Page 3

\njenis penyakit ayam dan obatnya
2Jenis Penyakit Ayam Berbahaya & Menular 2.1 Flu Burung atau Avian Influenza (AI) 2.2 Infectious Brounchitis (IB) 2.3 Tetelo atau Penyakit Newcastle Disease (ND) 2.4 Penyakit Ayam Gumboro 2.5 Penyakit ayam Infectious Laryngo Tracheitis 2.6 Berak Darah Ayam 3 Cara Mengobati Penyakit Ayam 3.1 Vaksinasi Obat Penyakit Ayam Petelur
Unggas merupakan jenis binatang ternak kelompok burung yang dimanfaatkan oleh pemilik untuk diambil daging, telur ataupun bulunya. Unggas umumnya merupakan bagian dari bagian dari ordo galliformes seperti ayam serta kalkun, dan anseriformes seperti bebek. Burung pedaging juga merupakan bagian dari unggas seperti merpati, Beternak unggas memang menguntungkan karena pemilik dapat memperoleh manfaat dari tubuh binatang keuntungan tersebut dapat berubah menjadi sebuah kerugian apabila ternak terserang penyakit hingga menimbulkan kematian. Apabila pemilik mengetahui cara menanggulangi penyakit tersebut maka kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit dapat – Macam Penyakit Pada Ayam atau UnggasPenyakit Cacar Pada AyamPenyakit Avian Encephalomyelitis AEPenyakit Ayam Tetelo newcastle diseasePenyakit Kolera Pada Ayam atau UnggasMata Ayam CacinganPenyakit Gurem Pada AyamPenyakit Malaria atau PlasmodiosisMacam – Macam Penyakit Pada Ayam atau Unggas Penyakit Avian Influenza AI pada unggas yang ditimbulkan oleh virus influenza type A subjenis h5 dan h7. Semua unggas dapat mengidap virus influenza A, namun wabah AI sudah kerap diderita ayam dan kalkun. Penyakit ini memiliki sifat zoonosis serta angka kematian sangat tinggi karena bisa mencapai 100%. Virus ss-RNA termasuk family orthomyxoviridae, dengan ukuran 80-120 nm dan panjang 200-300 Gejala klinis yang nampak pada ayam terkena hpai ialah, jengger, pial, kelopak mata, telapak kaki serta perut yang tidak ditumbuhi bulu nampak berwarna biru keunguan. Adanya perdarahan pada kaki berupa bintik – bintik merah ptekhie atau biasa disebut kerokan cairan dari mata juga hidung, pembengkakan pada muka serta kepala, mencret, batuk, bersin dan ngorok. Nafsu makan jadi turun, penurunan produksi telur, kerabang telur lembek, serta adanya gangguan syaraf, tortikolis, lumpuh dan gemetaran. Kematian terjadi dengan cepat, sementara itu pada LPAI, kadang gejala klinis tidak nampak dengan Belum diperoleh obat untuk menangani Avian Influenza. Usaha yang bisa dikerjakan ialah membuat kondisi badan ayam cepat membaik serta merangsang selera makannya. Dengan memberikan tambahan vitamin dan mineral, serta menghindarkan infeksi sekunder dengan pemberian antibiotik. Dapat pula disediakan pemanasan tambahan pada Cacar Pada AyamPenyakit cacar pada unggas ditimbulkan oleh dna pox virus ukuran besar, terdapat 4 strain pox virus unggas yang mirip satu dengan lainnya. Secara alami menginfeksi spesies unggas sesuai dengan namanya, yakni virus fowl pox, virus turkey pox, virus pigeon pox dan virus canary Cacar dapat terjadi dalam salah satu bentuk yakni bentuk kulit atau bentuk difterik, ataupun kedua bentuk tersebut. Gejala klinis bervariasi bergantung pada kepekaan inang/hospes, virulensi virus, distribusi lesi serta faktor komplikasi lainnya. Gejala umum yang timbul adanya perkembangan lambat pada unggas muda, penurunan telur pada periode bertelur,adanya kesusahan bernapas dan Pencegahan dapat melakukannya dengan pemberian vaksin. Seperti penyakit virus lainnya, untuk penyakit cacar tidak ada obat yang spesifik dan Avian Encephalomyelitis AEPenyebab penyakit avian encephalomyelitis ialah virus rna dari family picornaviridae. Penyakit AE biasanya menyerang anakan ayam umur 1-4 minggu, sedang pada ayam petelur hanya dapat memicu penurunan produksi telur antara 5-20%, yang menentukan daya tetas telur yang diproduksinya. Bila diingat bahwa penyakit AE ini ditularkan melalui telur maka “breeder” paling dirugikan akibat serangan penyakit Pada anakan ayam biasanya umur 1-2 minggu diperoleh gejala antara lain ayam awalnya masih terlihat sayu, diikuti ataksia karena terdapat inkoordinasi dari jaringan otot kaki. Sehingga ayam dapat jatuh ke samping dengan kedua kaki terjulur ke satu sisi, tremor pada kepala dan leher terutama bila dipacu, suasana akan berlanjut dengan kelumpuhan kemudian diakhiri dengan ayam petelur gejala yang nampak hanyalah penurunan produksi telur antara 5-10% dan tidak diikuti gejala gangguan syaraf. Pada ayam pembibitan diperoleh adanya daya tetas telur menurun serta anakan ayam yang ditetaskan akan banyak tertular penyakit Pencegahan melakukannya dengan vaksinasi. Cara pengobatan belum ada. Pada ayam yang masih hidup dapat disediakan ransum pakan bagus disertai vitamin dan Ayam Tetelo newcastle diseaseUnggas terkena Tetelo pertama muncul pada tahun 1926 di kota newcastle, inggris, sampai sekarang sudah tersebar luas di bermacam-macam penjuru dunia. Penyakit ini sangat ganas dan menular, para peternak ayam sering menyebut sampar, pes, psuedovogel-pest, atau nd ialah virus yang tergolong paramyxovirus, tergolong virus ss-rna berukuran 150-250 milimikron, dengan bentuk bervariasi namun biasanya berbentuk spherik. Newcastle disease ND merupakan penyakit menular akut yang menginfeksi ayam serta tipe unggas lain dengan gejala klinis berupa gangguan pernafasan, pencernaan dan syaraf disertai mortalitas sangat Tergantung pada virulensi virus yang menulari, gejala klinisnya juga beragam, mulai dari asymptomatis, gejala pernafasan ringan, pernafasan disertai dengan gangguan syaraf, atau kombinasi gangguan respirasi, syaraf dan Pencegahan penyakit dapat melakukannya dengan vaksinasi secara rutin. Belum diperoleh obat yang bisa mengatasi ND. Usaha yang bisa dikerjakan ialah membuat kondisi badan ayam cepat membaik dan merangsang selera makannya dengan memberikan tambahan vitamin dan Kolera Pada Ayam atau UnggasKolera pada unggas ialah penyakit menular yang menginfeksi unggas piaraan dan unggas liar dengan angka morbiditas dan mortalitas tinggi, ditimbulkan oleh bakteri pasteurella multocida dan tersebar di seluruh muka bumi. Di Indonesia unggas terkena kolera diperkirakan sudah lama terjadi, tetapi bakteri penyebab penyakit baru berhasil diisolasi oleh Sri Poernomo pada tahun Pada permulaan wabah terjadi angka mortalitas tinggi, apalagi pada kalkun, bentuk akut ditandai dengan konjungtivitis serta keluar feses dari mata. Daerah facial, balung dan pial membesar, serta ada masalah pernapasan, feses encer mempunyai warna hijau kekuningan, serta unggas menjadi lumpuh akibat peradangan pada sendi Tindakan cara mencegah dan pengendalian dapat melakukannya dengan jalan vaksinasi, sanitasi pembudidayaan, dan adanya binatang sakit wajib segera dipisahkan lalu diobati. Pengobatan kolera unggas dapat memakai antimikroba ; sulfaquinoxalin 0,05%, sulfametasin dan sodium sulfametasin 0,5-1,0%, streptomycin mg, Ayam CacinganPenyebab penyakit cacing mata pada unggas ialah cacing dewasa bisa mencapai panjang 12-18 mm dan tinggal di balik kelopak mata membrane nyctitans bangsa unggas. Cacing mata pada unggas ialah penyakit yang ditimbulkan oleh infestasi parasit yang tinggal di mata inang di saccus Unggas yang terserang akan menunjukkan gejala conjunctivitis radang pada conjunctiva, opthalmitis radang pada mata, kerusakan kornea dan mengganggu daya pandang mata. Mata kotor karena banyak eksudat dan Pencegahan melakukannya dengan menjaga kebersihan kandang dan sekitarnya. Untuk cacing yang terdapat di kelopak mata, diteteskan 1-2 tetes larutan cresol 5%, tidak ada tindakan 2-3 menit, tidak lama selanjutnya cacing yang hidup di belakang kelopak mata dapat meninggal. Selanjutnya mata dibersihkan dengan dengan aquades steril supaya sisa larutan cresol Gurem Pada AyamGurem ornithonyssus bursa tergolong sub ordo mesostigmata, sub kelas ascari dan kelas arachnida. Hama ini sangat kecil serta sulit diberantas. Gurem menghisap darah, hidup berkelompok, dan keluar pada malam hari, dengan gurem betina menghisap darah ayam sejumlah mg atau jumlah yang dihisap ialah kali bobot badan Akibat dari serangan parasit ini antara lain ayam kurang tidur, risau, stres, lesu, kekurangan darah, dan terganggu saat mengeram, sehingga banyak telur tidak menetas. Gangguan gurem jika tidak memperoleh penanganan dapat mengakibatkan penurunan produksi telur, bahkan bisa berhenti sama Pencegahan dapat melakukannya dengan menerapkan manajemen pemeliharaan bagus dan menjaga kebersihan kandang dan sekitarnya. Ayam yang mengidap gurem dapat mengobatinya dengan menggunakan cara meberi mandinya dengan campuran air sabun dan Malaria atau PlasmodiosisPlasmodiosis atau malaria merupakan penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi protozoa dari spesies plasmodium sp. Penyakit tersebut dapat menjangkiti bermacam-macam tipe binatang baik mamalia maupun unggas. Plasmodiosis merupakan arthropod born disease atau penyakit yang disebabkan oleh arthropoda, sedangkan Plasmodium merupakan Gejala klinis muncul pada unggas yang terserang berupa kelemahan, lesu, dyspnae, anemia, abdominal distension, occular hemorrhagi, dan kematian. Infeksi plasmodium dalam sel darah merah mengakibatkan pH darah turun sehingga pengikatan oksigen oleh hemoglobin menjadi Salah satu cara cara mencegah dan pengendalian plasmodiosis pada pembudidayaan ialah dengan mengendalikan nyamuk sebagai vektor pembawanya. KerenaQnC Jelly Gamat yaitu minuman kesehatan bisa untuk mengatasi menyembuhkan jenis-jenis gejala penyakit yang termasuk miom.Obat penyakit bisa ini dibentuk dengan cairan Jelly Yang Sangat Kental yaitu dari bahan madu rasa (tawar) serta dikemas dalam botol higienis denfgan berukuran 300 ml bahan-bahan dari komposisi :
Usaha beternak ayam memiliki peluang yang bagus dan banyak orang sudah terjun ke dunia usaha ini. Tapi bukan berarti bisnis ini tanpa kendala, hal yang perlu diwaspadai adalah penyakit ayam, karena dapat menurunkan tingkat produktivitas ayam bahkan menyebabkan kematian. Tentunya ini akan menimbulkan kerugian yang lumayan besar. Tingginya angka kematian pada ayam yang terserang penyakit adalah saat ayam berusia dibawah 2 bulan, sedangkan ayam usia 2 bulan ke atas sudah lebih kebal. Tapi tidak menutup kemungkinan juga bagi ayam dewasa untuk terserang penyakit, karena selain faktor cuaca, faktor pakan dan lingkungan yang tidak memadai juga bisa berpengaruh besar pada kondisi kesehatan ayam. Namun situasi ini adalah hal yang umum dialami bagi para pebisnis ayam, yang terpenting saat ayam terkena penyakit kita perlu tahu ciri-cirinya. Sehingga memudahkan proses pengobatannya dan melakukan pencegahan agar tidak terjadi penularan pada yang lain. Baca juga 15 Jenis ayam hias terlengkap beserta foto + gambar 8 Jenis ayam yang biasa dijadikan ayam petarung Artikel ini akan membahas beberapa jenis penyakit pada ayam dan ciri-cirinya. Tetelo ND Tetelo atau Newcastle Disease, juga disebut sebagai sampar ayam, merupakan penyakit yang sering ditemukan dan paling ditakutkan karena dapat menyebabkan tingkat kematian yang tinggi pada ayam. Penyakit ini adalah suatu infeksi viral yang disebabkan virus Paramyxo. Penyakit ini ganas karena penyebarannya sangat cepat dan luas. 3-4 hari seluruh ternak akan terinfeksi dan biasanya virus Paramyxo ini ditularkan melalui burung liar. tatelo Ciri-ciri ayam yang terkena tetelo ayam terlihat lesu, nafsu makan berkurang, produksi telur menurun, gangguan saluran pernapasan, batuk, mulut berlendir, kotoran encer berwarna kehijau-hijauan, jengger dan kepala kebiru-biruan, kornea keruh, kelumpuhan dan kejang-kejang hingga kepala terpuntir ke belakang. Masih belum tersedia obat untuk penyakit tetelo, maka lebih baik lakukan tindakan pencegahan berupa vaksinasi ND dan ayam yang terjangkit tetelo segera di karantina atau di bakar agar tidak menular. Gumoro Disebut juga Infectious Bursal Disease IDB. Gumoro menyerang dan merusak sistem kekebalan tubuh si ayam penyakit ini berasal dari virus genus Avibirnavirus. Penyebarannya melalui kontak langsung, air minum, pakan, peralatan dan udara yang sudah tercemar virus. Penyakit ini memang tidak langsung menyebabkan kematian pada ayam, virus ini bisa hidup hingga 3 bulan pada tubuh si ayam. Tetapi, karena menyerang sistem imun maka akan menyebabkan infeksi-infeksi yang berakhir dengan kematian. Guoro Ciri-ciri ayam terkena gumoro nafsu makan berkurang, ayam tampak lesu dan mengantuk, bulu kusam, gemetar, diare berlendir, keseimbangan yang mulai terganggu dan terjadinya iritasi / peradangan pada dubur karena ayam sering mematukinya. Belum tersedia obat efektif untuk menyembuhkan ayam yang terserang gumoro, jadi lebih bijaksana untuk mencegahnya dengan melakukan vaksinasi rutin menggunakan gumboro vaccin nobilis, delvax gumboro, bursavac dll. Cacingan Cacing yang menyerang biasanya cacing gilig dan cacing pita. Cacing gilig biasanya menyerang anak ayam sedangkan cacing pita menyerang ayam yang sudah dewasa. Penyakit cacingan biasanya banyak menyerang saat musim penghujan tiba. Ciri-ciri ayam cacingan nafsu makan berkurang, pertumbuhan terhambat / jadi lambat, tubuh ayam menjadi kurus, kurang aktif / lemas, bulu tampak kusam dan kotoran encer / diare yang berlendir berwarna agak putih dan kadang juga berdarah. ayam cacingan Jika ayam cacingan bisa digunakan obat cacing preparat piperazine yang mampu memutus rantai penularan karena mampu membunuh cacing dewasa. Atau bisa juga gunakan yang lain seperti pipedon-x liquid piperavaks, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazi, fenbendazole atau leviamisole. Snot Penyakit snot atau disebut juga coryza disebabkan oleh bakteri Haemophillus Gallinarum, biasanya menyerang pada saat pergantian musim. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah tropis dan dapat menyerang anak ayam maupun yang sudah dewasa. Angka kematiannya mencapai 30 % dan angka kesakitannya mencapai 80 %. Penyebaran melalui kontak langsung dengan ayam yang terjangkit, air minum, pakan, debu, udara, peralatan dan petugas kandang. ayam sakit snot dimata Ciri-ciri ayam yang terjangkit snot tidak nafsu makan, terlihat lemas dan mengantuk, pertumbuhan lambat, keluar lendir kuning yang berbau dari hidung, keluar cairan dari mata mata berbusa, pembengkakan sinus batas antara mata dan hidung, kerak di dalam hidung, pilek dan susah bernafas. Pengobatan yang bisa diberikan pada ayam yang menderita snot adalah menggunakan preparat sulfat seperti sulfadimethoxine atau sulfathiazole. Bisa juga menggunakan preparat enrofloksacyn Enflox / dengan preparat amphycillin dan colistin Amphyvitacol. Antibiotik juga bisa digunakan seperti ultramycin, imequil atau corivit. Ada juga yang mengunakan pengobatan tradisional seperti susu bubuk / perasan tumbukan jahe, kunir, kencur dan lempuyang. Tapi bagi ayam yang kondisinya sudah sangat parah berikan juga obat suntikan berupa sulfamix. Ngorok Biasa juga disebut Chronic Respiratory Disease CRD / sinusitis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycoplasma galisepticum. Penyakit ini biasanya menyerang ayam yang berusia sekitar 4-9 minggu, yang menular melalui kontak langsung, air minum, pakan, manusia dan telur tetas yang terinfeksi. Ayam ngorok via Ciri-cirinya nafsu makan yang menurun, kurus, lesu, warna bulu pucat dan kusam, buih pada mata, suka gelengkan kepala, keluar cairan dari hidung, kotoran cair dan berwarna putih, nafas berbunyi / ngorok. Cara mengobatinya Di Berikan Baytrit 10% Peroral, Mycomas, Tetracolin secara oral atau Bacytracyn yang dilarutkan di air minum. Berak Kapur Disebut juga Pullorum sesuai dengan nama bakteri yang mengakibatkan penyakit ini yaitu bakteri Salmonella pullorum yang mampu bertahan selama 1 tahun di tanah. Biasanya menyerang anak ayam yang berusia 1-10 hari, meskipun menyerang ayam dewasa tapi menyebakan angka kematian yang lebih tinggi terjadi pada anak ayam, sebesar 85 %. Gejalanya pun tidak terlalu nyata pada ayam dewasa. Ciri-ciri ayam yang terjangkit nafsu makan berkurang, badan lemas dan kusam, mata menutup, kedinginan dan suka bergerombol mencari tempat hangat, jengger berwarna keabuan, bulu dubur melekat dan kotoran encer yang bercampur dengan butiran putih layaknya kapur. Menyuntikkan preparat sulfonamide atau antibiotik furozolidon, coccilin, neo terramycin, tetra atau mycomas di dada ayam untuk mencegah kematian ayam bukan untuk menghilangkan infeksinya. Berak Hijau Masih belum jelas penyebab penyakit berak hijau ini, diduga berasal dari bakteri yang sama seperti bakteri yang menyebabkan penyakit berak kapur yaitu Salmonella pullorum. Penyakit ini merupakan penyakit kronis yang bisa berakibat kematian. Penularannya melalui kontak langsung saat ayam jantan mengawini ayam betina, air minum dan pakan. Ciri-cirinya kehilangan nafsu makan, mata lesu, bulu kusam, terkadang pilek, mulut berlendir, jengger berwarna kebiruan dan kotoran encer berwarna hijau. Belum tersedia juga obat yang digunakan untuk menyembuhkannya, sebaiknya jaga kebersihan kandang dan lakukan vaksinasi rutin. Kolera Disebabkan oleh bakteri Pasteurella gallinarum atau Pasteurella multocida yang biasanya menyerang ayam ras petelur dan ayam broiler. Penyakit ini bersifat kronis dengan gejala awal berupa penurunan produktivitas hingga kematian. Bakteri ini menyerang pernapasan dan pencernaan, yang dapat ditularkan melalui kontak langsung, pakan, air minum, peralatan, manusia tanah dan hewan lain. Ciri-ciri ayam terkena kolera nafsu makan yang mulai berkurang, persendian kaki dan sayap yang bengkak disertai kelumpuhan, sesak nafas, jengger dan pial yang berwarna kebiruan, suka gelengkan kepala, kotoran encer berwarna kuning, coklat / hijau berlendir dan bau busuk. Pengobatan bisa dilakukan menggunakan preparat sulfat atau antibiotik seperti noxal, ampisol atau inequil. Bisa juga gunakan koleridin atau bisa ditambah obat herbal seperti daun pepaya dan temuireng yang direbus. Berak Darah Sering disebut juga sebagai Koksidiosis, penyebabnya adalah protozoa dari genus Eimiria sp. Parah atau tidaknya penyakit ini bergantung pada protozoa yang termakan oleh si ayam. Ciri-ciri yang terjangkit nafsu makan yang menurun yang menyebabkan pertumbuhan terhambat, kotoran lembek cenderung cair dan warnanya coklat kehitaman karena mengandung darah. Saat di lakukan pembedahan pada ayam mati akibat koksidiasis, usus besarnya membengkak berisi darah. Bisa diobati dengan menggunakan noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau yang lainnya. Marek Marek atau Visceral Leukosis disebabkan oleh virus tipe DNA yang tergolong herpes tipe B. penyakit ini paling rawan menyerang ayam saat ayam berumur 3-10 minggu, saat menjelang kematangan seksualnya. Ciri-ciri ayam terkena marek tubuhnya kurus, pucat, lemas, jalannya sempoyongan dan kepincangan, mata buta serta terdapat semacam tumor dibawah kulit. Belum tersedia obat pasti untuk menyembuhkannya, jadi sebaiknya lakukan vaksinasi saat bibit masih berumur sehari menggunakan vaksin yang berasal dari herpes virus kalkun strain FC 126 yang merknya Mar-Blem, Sterwin-HVT, MD-VC, dan Lyomarex.

Padaayam dewasa penyakit ini tidak menyebabkan kematian, tetapi pada ayam berumur kurang dari 6 minggu dapat menyebabkan kematian. Informasi yang lain menyebutkan bahwa ayam yang terserang penyakit ini dan berumur di bawah 3 minggu, kematian dapat mencapai 30-40%. Penularan dapat terjadi melalui udara, peralatan, pakaian.

Ayam memiliki berbagai banyak sekali penyakit yang menyerangnya. Mulai dari infeksi bakteri, virus, ataupun viral. Masing-masing penyebab tersebut memiliki berbagai jenis penyakitnya. Apabila kamu salah cara mengobatinya maka besar kemungkinan ayam kesayanganmu akan mati. Untuk itu di materi kali ini Hewanpedia berbagi mengenai Jenis dan Cara Mengobati Penyakit Ayam serta Unggas. Daftar isi konten dalam artikel ini PENYAKIT AYAM KARENA INFEKSI BAKTERI1. Snot/Coryza2. Berak Kapur atau Pullorum3. Berak Hijau4. Kolera5. Chronic Respiratory Disease CRD atau ngorok atau Air Sac atau Sinusitis6. ColibacillosisPENYAKIT AYAM KARENA INFEKSI VIRAL1. Newcastle Disease ND atau Sampar Ayam2. Gumoro Infectious Bursal Disease3. Bronchitis4. Avian Pox5. Marek Visceral LeukosisPENYAKIT AYAM KARENA INFEKSI PROTOZOABerak Darah/ KoksidiosisPENYAKIT AYAM KARENA INFEKSI PARASIT1. Ascaridia galli2. Heterakis gallinae3. Capillaria annulata atau Capllaria contortaFAKTOR LAIN PENYAKIT AYAM PENYAKIT AYAM KARENA INFEKSI BAKTERI Penyakit Bakteri merupakan penyakit unggas yang disebabkan oleh bakteri. Berikut merupakan jenis-jenis penyakit karena infeksi bakteri dan cara mengobatinya 1. Snot/Coryza Disebabkan oleh bakteri Haemophillus gallinarum. Penyakit ini biasanya menyerang ayam akibat adanya perubahan musim. Perubahan musim biasanya mempengaruhi kesehatan ayam. Snot banyak ditemukan di daerah tropis. Penyakit ini menyerang hampir semua umur ayam. Angka kematian yang ditimbulkan oleh penyakit ini mencapai 30% tetapi angka morbiditas atau angka kesakitannya mencapai hingga 80%. Snot bersifat kronis, biasanya berlangsung antara 1-3 bulan. Ayam betina berumur 18-23 minggu paling rentan terhadap penyakit ini. Namun menurut pengalaman kami, ayam berumur kurang dari 16 minggu mempunyai angka kematian yang cukup tinggi jika terkena penyakit ini. Sedangkan ayam yang sedang bertelur dapat disembuhkan tetapi produktivitas telur menurun hingga 25%. Penularan Snot dapat melalui kontak langsung, udara, debu, pakan, air minum, petugaskandang dan peralatan yang digunakan. Dari berbagai referensi yang kami dapatkan gejala penyakit Snot pada ayam adalah sbb ayam terlihat mengantuk, sayapnya turun keluar lendir dari hidung, kental berwarna kekuningan dan berbau khas muka dan mata bengkak akibat pembengkakan sinus infra orbital terdapat kerak dihidung napsu makan menurun sehingga tembolok kosong jika diraba ayam mengorok dan sukar bernapas pertumbuhan menjadi lambat. Pengobatan Snot yang diberikan adalah preparat sulfat seperti sulfadimethoxine atau sulfathiazole, menurut beberapa penulis penyakit ini dapat diobati dengan antibiotika seperti Ultramycin, imequil atau corivit. Kami menggunakan preparat enrofloksacyn atau lebih dikenal dengan Enflox produksi SHS dan saat ini kami sedang mencoba menggantinya dengan preparat amphycillin dan colistin atau lebih dikenal dengan Amphyvitacol produksi Vaksindo. Seorang penulis menyebutkan pengobatan tradisional juga dilakukan dengan memberikan susu bubuk yang dicampur dengan air dan dibentuk sebesar kelereng sesuai dengan bukaan mulut ayam dan diberikan 3 kali sehari. Sedangkan pengobatan tradisional yang kami lakukan adalah memberikan perasan tumbukan jahe, kunir, kencur dan lempuyang. Air perasan ini dicampurkan pada air minum. Sedangkan ampasnya kami campurkan pada sedikit pakan. Selain ramuan ini menghangatkan tubuh ayam, ramuan ini juga berkhasiat untuk menambah napsu makan ayam. Selain memberikan obat yang diberikan bersama dengan air minum, kami juga memberikan obat secara suntikan pada ayam yang sudah parah. Obat yang kami berikan adalah Sulfamix dengan dosis cc/kg BB ayam. Hal lain yang perlu dilakukan karena penyakit ini mempunyai penularan yang sangat cepat dan luas, ayam yang terkena Snot harus sesegera mungkin dipisahkan dari kelompoknya. Upaya pencegahan yang dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan kandang dan lingkungan dengan baik. Kandang sebaiknya terkena sinar matahari langsung sehingga mengurangi kelembaban. Kandang yang lembab dan basah memudahkan timbulnya penyakit ini. 2. Berak Kapur atau Pullorum Berak kapur disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum. Berak kapur sering ditemukan pada anak ayam umur 1-10 hari. Gejala yang timbul adalah napsu makan menurun kotoran encer dan bercampur butiran-butiran putih seperti kapur bulu dubur melekat satu dengan yang lain jengger berwarna keabuan badan anak ayam menjadi menunduk sayap terkulai mata menutup Penulis yang lain mengatakan gejala anak ayam yang terkena berak kapur selain gejala yang disebutkan di atas, anaka ayam akan terlihat pucat, lemah, kedinginan dan suka bergerombol mencari tempat yang hangat. Berbeda dengan ayam dewasa, gejala berak kapur tidak nyata benar. Ayam dewasa yang terkena berak kapur akan mengalami penurunan produktivitas telur, depresi, anemia, kotoran encer dan berwarna kuning. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga sanitasi mulai dari mesin penetasan hingga sanitasi kandang dan melakukan desinfeksi kandang dengan formaldehyde sebanyak 40%. Ayam yang terkena penyakit sebaiknya dipisahkan dari kelompoknya, sedangkan ayam yang parah dimusnahkan. Pengobatan Berak Kapur dilakukan dengan menyuntikkan antibiotik seperti furozolidon, coccilin, neo terramycin, tetra atau mycomas di dada ayam. Penulis lain menyebutkan pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan preparat sulfonamide. 3. Berak Hijau Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti, demikian pula pengobatannya. Selama ini penyakit ini diduga disebabkan oleh bakteri sejenis Salmonella pullorum. Penularan berak hijau sangat mudah yaitu melalui kontak langsung termasuk saat jantan mengawini betina dan melalui pakan dan minuman yang terkontaminasi dengan ayam yang sakit. Pengaruh penyakit ini dapat sampai ke DOC keturunan induk yang sakit. Gejala penyakit ini adalah jengger berwarna biru mata lesu napsu makan menurun sekitar pantat terlihat memutih dan lengket. Upaya pencegahan merupakan hal utama antara lain dengan menjaga sanitasi kandang, memisahkan antara ayam yang sakit memberikan pakan yang yang baik. Jika ayam yang terinfeksi mengalami kematian, lebih baik ayam tersebut dibakar agar bakteri tersebut ikut mati dan tidak menular ke ayam yang lain. 4. Kolera Penyebab penyakit ini adalah bakteri Pasteurella gallinarum atau Pasteurella multocida. Biasanya menyerang ayam pada usia 12 minggu. Penyakit ini menyerang ayam petelur dan pedaging. Serangan penyakit ini bisa bersifat akut atau kronis. Ayam yang terserang kolera akan mengalami penurunan produktivitas bahkan mati. Bakteri ini menyerang pernapasan dan pencernaan. Kolera dapat ditularkan melalui kontak langsung, pakan, minuman, peralatan, manusia, tanah maupun hewan lain. Pada serangan akut, kematian dapat terjadi secara tiba-tiba. Sedangkan pada serangan kronis didapatkan gejala sbb napsu makan berkurang sesak napas mencret kotoran berwarna kuning, coklat atau hijau berlendir dan berbau busuk jengger dan pial bengkak serta kepala berwarna kebiruan ayam suka menggeleng-gelengkan kepala persendian kaki dan sayap bengkak disertai kelumpuhan lesi yang didapatkan pada unggas yang mengalami kematian pada kolera akut antara lain adalah perdarahan pintpoint pada membran mukosa dan serosa dan atau pada lemak abdominal inflamasi pada 1/3 atas usus kecil gambaran “parboiled” pada hati pembesaran dan pembengkakan limpa didapatkan material berbentuk cream atau solid pada persendian Diagnosis secara tentative dapat didirikan atas riwayat unggas, gejala dan lesi postmortem. Sedangkan diagnosis definitive didapatkan pada isolasi dan identifikasi organisme ini. Tindakan pencegahan sangat penting dilakukan antara lain dengan menjaga agar litter tetap kering, mengurangi kepadatan kandang, menjaga kebersihan peralatan kandang dan memberikan vitamin dan pakan yang cukup agar stamina ayam tetap terjaga. Pengobatan kolera dapat dilakukan dengan menggunakan preparat sulfat atau antibiotik seperti noxal, ampisol atau inequil. 5. Chronic Respiratory Disease CRD atau ngorok atau Air Sac atau Sinusitis ngorok atau Air Sac atau Sinusitis pada Ayam Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycoplasma galisepticum. Biasanya menyerang ayam pada usia 4-9 minggu. Penuluaran terjadi melalui kontak langsung, peralatan kandang, tempat makan dan minum, manusia, telur tetas atau DOC yang terinfeksi. Seorang penulis menyebutkan bahwa gejala CRD ini mirip dengan Snot atau Coryza yaitu batuk-batuk napas berbunti atau ngorok keluar cairan dari lubang hidung nafsu makan turun produksi telur turun ayam suka menggeleng-gelengkan kepalanya Sedangkan penulis lain mengatakan gejala yang timbul pada CRD adalah ayam kehilangan napsu makan secara tiba-tiba dan terlihat lesu warna bulu pucat, kusam dan di beberapa lokasi terjadi perlengketan terutama di sekitar anus terjadi inkoordinasi saraf tinja cair dan berwarna putih Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari cara yang paling sederhana yaitu tidak membeli DOC dari produsen yang tidak diketahui dan melakukan sanitasi kandang. Pengobatan CRD pada ayam yang sakit dapat diberikan baytrit 10% peroral, mycomas dengan dosis ml/L air minum, tetraclorin secara oral atau bacytracyn yang diberikan pada air minum. 6. Colibacillosis Penyebab penyakit ini adalah Escherichia coli. Problem yang ditimbulkan dapat infeksi akut berat dengan kematian yang tiba-tiba dan angka kematian yang tinggi hingga infeksi ringan dengan angka kesakitan dan kematian yang dapat terjadi pada saluran pernapasan, septicemia atau enteritis karena infeksi pada gastrointestinal. Penyakit ini dapat berdiri sendiri atau diikuti oleh infeksi sekunder. Infeksi sekunder yang menyertai penyakit ini adalah Mycoplasma gallisepticum. Semua umur dapat terkena penyakit ini, namun yang paling banyak adalah ayam usia muda. Gejala yang ditimbulkan pada penyakit ini disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan oleh bakteri akibat pertumbuhan dan multiplikasi. Invasi primer terjadi pada system pernapasan dan system gastrointestinal. Omphalitis atau infeksi pada anak ayam terjadi karena penutupan tali pusat yang kurang baik atau karena invasi bakteri melalui cangkang telur pada saat inkubasi. Berikut ini gejala yang timbul pada penyakit ini adalah napsu makan menurun ayam lesu dan tidak bergairah bulu kasar sesak napas kotoran banyak menempel di anus diare batuk Pada septicemia akut dapat menyebabkan kematian yang tiba-tiba. Pada pembedahan akan didapatkan dehydrasi bengkak dan kongesti pada hati, limpa dan ginjal perdarahan pinpoint pada organ viscera eksudat fibrinous pada kantung udara, kantung jantung dan permukaan jantung, hati dan paru sangat karakteristik usus menipis dan inflamasi serta mengandung mucous dan area perdarahan Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga sanitasi kandang seperti menjaga ventilasi udara, litter yang terjaga kebersihannya, secara teratur melakukan desinfeksi terhadap peralatan dan fasilitas lainnya. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga kualitas pakan dan air minum, kepadatan kandang harus diperhatikan, penanganan mesin penetas telur dan menjauhkan ayam dari stress yang dapat menurunkan daya tahan tubuh. Pengobatan Colibasillosis dapat dilakukan dengan obat-obat sulfa, neomisin, streptomisin dan tetrasiklin. Meskipun demikian, menurut info yang lain dikatakan pengobatan penyakit ini cenderung susah dan tidak menentu. PENYAKIT AYAM KARENA INFEKSI VIRAL Penyakit Bakteri merupakan penyakit unggas yang disebabkan oleh viral. Berikut merupakan jenis-jenis penyakit karena infeksi viral dan cara mengobatinya 1. Newcastle Disease ND atau Sampar Ayam ND merupakan infeksi viral yang menyebabkan gangguan pada saraf pernapasan. Penyakit ini disebabkan oleh virus Paramyxo dan biasanya dikualifikasikan menjadi Strain yang sangat berbahaya atau disebut dengan Viscerotropic Velogenic Newcastle Disease VVND atau tipe Velogenik, tipe ini menyebabkan kematian yang luar biasa bahkan hingga 100%. Tipe yang lebih ringan disebut degan “Mesogenic”. Kematian pada anak ayam mencapai 10% tetapi ayam dewasa jarang mengalami kematian. Pada tingkat ini ayam akan menampakangejala seperti gangguan pernapasan dan saraf. Tipe lemah lentogenik merupakan stadium yang hampir tidak menyebabkan kematian. Hanya saja dapat menyebabkan produktivitas telur menjadi turun dan kualitas kulit telur menjadi jelek. Gejala yang tampak tidak terlalu nyata hanya terdapat sedikit gangguan pernapasan. ND sangat menular, biasanya dalam 3-4 hari seluruh ternak akan terinfeksi. Virus ini ditularkan melalui sepatu, peralatan, baju dan burung liar. Pada tahap yang mengenai pernapasan maka virus akan ditularkan melalui udara. Meskipun demikian pada penularan melalui udara, virus ini tidak mempunyai jangkauan yang luas. Unggas yang dinyatakan sembuh dari ND tidak akan dinyatakan sebagai “carrier” dan biasanya virus tidak akan bertahan lebih dari 30 hari pada lokasi pemaparan. Gejala yang nampak pada ayam yang terkena penyakit ini adalah sebagai berikut excessive mucous di trakea gangguan pernapasan dimulai dengan megaop-megap, batuk, bersin dan ngorok waktu bernapas ayam tampak lesu napsu makan menurun produksi telur menurun mencret, kotoran encer agak kehijauan bahkan dapat berdarah jengger dan kepala kebiruan, kornea menjadi keruh, sayap turun, otot tubuh gemetar, kelumpuhan hingga gangguan saraf yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan leher terpuntir. Penanggulangan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu ayam yang tertular harus dimusnahkan. vaksinasi harus dilakukan untuk memperoleh kekebalan. Jenis vaksin yang kami gunakan adalah ND Lasota yang kami beli dari PT. SHS. Vaksinasi ND yang pertama, kami lakukan dengan cara pemberian melalui tetes mata pada hari ke 2. Untuk berikutnya pemberian vaksin kami lakukan dengan cara suntikan di intramuskuler otot dada. untuk memudahkan untuk mengingat mengenai waktu pemberian vaksin, seorang penulis menyarankan agar memberikan vaksin ini dengan pola 444. maksudnya vaksin ND diberikan pada ayam yang berumur 4 hari, 4 minggu, 4 bulan dan seterusnya dilakukan 4 bulan sekali. Namun kami mempunyai sedikit perbedaan dengan jadwal pola 444.lihat jadwal pemberian vaksin modifikasi kami Pencegahan yang harus dilakukan oleh para peternak mengingat penyakit ini sangat infeksius adalah sebagai berikut memelihara kebersihan kandang dan sekitarnya. Kandang harus mendapat sinar matahari yang cukup dan ventilasi yang baik. memisahkan ayam lain yang dicurigai dapat menularkan penyakit ini. memberikan ransum jamu yang baik. 2. Gumoro Infectious Bursal Disease Gumoro Infectious Bursal Disease pada ayam Penyakit ini menyerang kekebalan tubuh ayam, terutama bagian fibrikus dan thymus. Kedua bagian ini merupakan pertahanan tubuh ayam. Pada kerusakan yang parah, antibody ayam tersebut tidak terbentuk. Karena menyerang system kekebalan tubuh, maka penyakit ini sering disebut sebagai AIDSnya ayam. Ayam yang terkena akan menampakan gejala seperti gangguan saraf, merejan, diare, tubuh gemetar, bulu di sekitar anus kotor dan lengket serta diakhiri dengan kematian ayam. Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah virus dari genus Avibirnavirus. Di dalam tubuh ayam, virus ini dapat hidup hingga lebih dari 3 bulan, kemudian akan berkembang menjadi infeksius. Gumoro memang tidak menyebabkan kematian secara langsung pada ayam, tetapi infeski sekunder yang mengikutinya akan menyebabkan kematian dengan cepat karena kekebalan tubuhnya tidak bekerja. Seorang penulis menyebutkan bahwa gumoro menyerang anak ayam pada usia 2 – 14 minggu dengan gejala awal sbb napsu makan berkurang ayam tampak lesu dan mengantuk bulu tampak kusam dan biasanya disertai dengan diare berlendir yang mengotori bulu pantat peradangan di sekitar dubur dan ayam akan mematoki duburnya sendiri. jika tidur, paruhnya menempel di lantai dan keseimbangan tubuhnya terganggu. Sedangkan penulis yang berbeda menyebutkan gejala gumoro adalah sbb diare berlendir nafsu makan turun gemetar dan sukar berdiri bulu di sekitar anus kotor ayam suka mematuk di sekitar kloaka Penulis yang lain menyebutkan bahwa gumoro dapat dibagi 2 yaitu gumoro klinik dan sub klinik. Gumoro klinik menyerang anak ayam berumur 3-7 minggu. Pada fase ini serangan terhadap kekebalan tubuh ayam tersebut hanya bersifat sementara antara 2-3 minggu. Gumoro subklinik menyerang anak ayam berumur 0-3 minggu. Penyakit ini paling menakutkan karena kekebalan tubuh ayam dapat hilang secara permanen, sehingga ayam dengan mudah terserang infeksi sekunder. Gumoro menyebar melalui kontak langsung, air minum, pakan, alat-alat yang sudah tercemar virus dan udara. Yang sangat menarik adalah gumoro tidak menular dengan perantaraan telur dan ayam sudah sembuh tidak menjadi “carrier”. Upaya penanggulangan gumoro ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu vaksinasi, menjaga kebersihan lingkungan kandang. 3. Bronchitis Penyakit ini disebabkan oleh Corona virus yang menyerang system pernapsan. Pada ayam dewasa penyakit ini tidak menyebabkan kematian, tetapi pada ayam berumur kurang dari 6 minggu dapat menyebabkan kematian. Informasi yang lain menyebutkan bahwa ayam yang terserang penyakit ini dan berumur di bawah 3 minggu, kematian dapat mencapai 30-40%. Penularan dapat terjadi melalui udara, peralatan, pakaian. Virus akan hidup selama kurang 1 minggu jika tidak terdapat ternak pada area tersebut. Virus ini mudah mati karena panas atau desinfektan. Gejala penyakit IB ini sangat sulit untuk dibedakan dengan penyakit respiratory lainnya. Secara umum gambaran penyakit tersebut adalah batuk bersin rattling susah bernapas keluar lendir dari hidung terengah-engah napsu makan menurun gangguan pertumbuhan pada periode layer akan didapatkan produksi telur yang sangat turun hingga mendekati zero dalam beberapa hari, butuh waktu sekitar 4 minggu agar ayam kembali berproduksi, bahkan beberapa diantaranya tidak akan kembali ke normal. Telur yang dihasilkan akan berukuran kecil, cangkang telur lunak, bentuk telur menjadi irregular. Sanitasi merupakan factor pemutus rantai penularan penyakit karena virus tersebut sangat rentan terhadap desinfektan dan panas. Pencegahan lain yang sangat umum dilakukan adalah dengan memberikan vaksinasi secara teratur. 4. Avian Pox Avian pox mempunyai daya sebar yang relatif lambat. Avian pox disebabkan oleh minimal 3 strain atau tipe yaitu fowl pox virus virus cacar pada unggas, pigeon pox virus virus cacar pada burung dara dan canary pox virus virus cacar pada burung kenari. Biasanya cacar yang terjadi pada ayam disebabkan oleh fowl pox virus. Virus ini dapat ditularkan secara langsung maupun tidak langsung. Virus ini sangat resisten pada keropeng yang kering dan dalam beberapa kondisi dapat hidup hingga beberapa bulan. Virus ini dapat ditransmisikan melalui beberapa spesies nyamuk. Nyamuk ini akan membawa virus yang infeksius ini setelah nyamuk tersebut menggigit unggas yang terinfeksi. Meskipun fowl pox penyebarannya relatif lambat, kawanan unggas ini dapat berpengaruh selama beberapa bulan. Perjalanan penyakit ini memerlukan waktu sekitar 3-5 minggu. Gejala yang didapatkan pada penyakit ini adalah pertumbuhan yang lambat pada unggas muda telur menurun pada periode layer kesulitan bernapas dan makan dry pox, dimulai dari “small whitish foci” dan kemudian berkembang menjadi “wart-like nodules”. Nodule tersebut kemudian akan mengelupas dalam proses penyembuhan. Lesi ini biasanya terlihat pada bagian tubuh yang tidak berbulu seperti lubang telinga, mata , jengger, pial dan kadang-kadang ditemukan di kaki. wet pox diasosiasikan dengan cavitas oral dan traktus respiratorius bagian atas, terutama pada laryng dan trakea. Langkah pencegahan yang utama adalah memberikan vaksinasi pada ayam. Pemberian vaksinasi dilakukan dengan melakukan penusukan pada sayap dengan jarum khusus. 5. Marek Visceral Leukosis Disebabkan oleh virus tipe DNA yang tergolong herpes tipe B. Marek diidentikan dengan penyakit anak ayam, meskipun demikian penyakit ini juga dapat menginfeksi ayam yang lebih tua. Anak ayam terserang adalah kelompok umur 3-10 minggu. Umur 8-9 minggu merupakan umur yang paling rawan. Penularan dapat terjadi secara kontak langsung, kotoran ayam, debu dan peralatan kandang. Marek dapat menimbulkan beberapa variasi gejala klinis, antara lain Marek tipe visceral – Ditandai dengan lesi pada gonad, hati, limpa, ginjal dan kadang-kadang pada jantung, paru dan otot. Penyakit ini biasanya akut, rupanya unggas yang sehat akan mengalami kematian secara cepat dengan tumor internal yang masif. Marek tipe neural – Ditandai dengan kelumpuhan yang progresif pada sayap, kaki dan leher. Penurunan berat badan, anemia, kesulitan bernapas dan diare merupakan gejala yang sering ditemukan . Ocular leucosis atau “gray eye” – Morbiditas dan mortalitas biasanya sangat kecil tetapi disebutkan mendekati 25%. Gejalanya dikarakteristikan dengan spotty depigmentation atau diffuse graying pada iris mata. Pupil mata berbentuk irregular dan gagal bereaksi terhadap cahaya. Diare berat dan kematian. Skin leukosis – Pembesaran folikel bulu karena akumulasi limfosit. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan vaksinasi pada DOC berumur 1 hari dengan vaksin Cryomarex HVT atau Cryomarex yang terinfesi sebaiknya dimusnahkan agar tidak menularkan ke ayam yang sehat. PENYAKIT AYAM KARENA INFEKSI PROTOZOA Penyakit Bakteri merupakan penyakit unggas yang disebabkan oleh protozoa. Berikut merupakan jenis-jenis penyakit karena infeksi protozoa dan cara mengobatinya Berak Darah/ Koksidiosis Berak darah atau sering disebut dengan koksidiosis disebabkan oleh protozoa dari genus Eimeria. Penularan penyakit ini dapat melalui kontak secara langsung maupun tidak langsung seperti kontak dengan droplet dari unggas yang terinfeksi. Pada saat unggas memakan koksidia, organisme ini akan menginvasi usus dan mengakibatkan kerusakan dan kemudian mulai berkembang biak. Beberapa minggu setelah terjadinya infeksi, koksidia akan berubah menjadi oocyst. Oocyst masih belum cukup matur, meskipun oocyst terdapat pada droplet, oocyst ini tidak dapat menginfeksi unggas lain kecuali ia berkembang sporulasi menjadi bentuk yang lebih matang di litter. Bentuk inilah yang dapat menyebabkan infeksi pada unggas. Berat tidaknya penyakit ini tergantung dari jumlah protozoa yang termakan. Di dalam peternakan, penyakit ini sangat mudah ditularkan melalui alas kaki, baju, burung liar, peralatan, tempat pakan, serangga atau rodent. Gejala yang timbul pada penyakit ini adalah sbb kotoran lembek cenderung cair dan berwarna coklat kehitaman kerena mengandung darah pertumbuhan terhambat napsu makan menurun pada pembedahan ayam yang mengalami kematian akibat penyakit ini akan ditemukan pada usus besarnya akan bengkak berisi darah. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara memberikan vaksinasi pada ayam pada usia 4 hari. Biasanya kami akan memberikan vaksinasi ini dengan melakukan penyemprotan pada pakan. Selain itu harus dilakukan sanitasi yang baik pada kandang DOC. Pilihlah pakan yang sudah mengandung koksidiostat preparat pembunuh protozoa Eimeria. PENYAKIT AYAM KARENA INFEKSI PARASIT Cacingan Worm Disease. Cacingan pada ayam dapat disebabkan oleh 1. Ascaridia galli Ascaridia galli pada ayam Infeksi cacing ini terutama menyerang ayam usia 3-4 bulan. Spesimen dari parasit ini kadang-kadang ditemukan dalam telur. Cacing ini berpindah tempat dari usus ke oviduct dan dapat masuk ke dalam telur pada saat pembentukan telur tersebut. Cacing dewasa mudah dilihat dengan mata telanjang karena panjang cacing dewasa mencapai ½ hingga 3 inchi. Riwayat hidup cacing ini sangat simple. Cacing betina akan meletakan telurnya di usus unggas yang terinfeksi dan akan ikut dikeluarkan bersama tinja. Embrio akan terus berkembang dalam telur tersebut meskipun tidak akan langsung menetas. Larva dalam telur mencapai stadium infektif dalam 2-3 minggu. Telur yang mengandung embryo ini sangat tahan banting bahkan dalam kondisi laboratorium dapat bertahan hingga 2 tahun, sedangkan dalam keadaan biasa akan tetap bertahan hingga 1 tahun bahkan lebih. Hal yang penting di sini adalah desinfektan yang digunakan pada peternakan tidak dapat membunuh/ merusak telur. Unggas akan terinfeksi jika memakan telur cacing ini. Unggas yang terinfeksi oleh cacing ini akan terlihat lesu, diare dan kurus. Kerusakan utama yang ditimbulkan adalah penurunan efisiensi pakan, namun kematian hanya timbul pada infeksi yang sangat berat. Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan sanitasi kandang dengan baik dan pemisahan ayam berdasarkan umur. Bersihkan kandang sebersih mungkin jika kandang akan digunakan untuk populasi ayam yang obat yang digunakan adalah preparat piperazine yang hanya dapat memutus rantai penularan dengan membunuh cacing dewasa. Preparat yang biasa kami gunakan dan kami berikan tiap 4 minggu adalah Piperavaks produksi dari Vaksindo. Pemberian obat ini cukup dicampurkan pada air minum. 2. Heterakis gallinae Heterakis gallinae pada ayam Parasit ini tidak menimbulkan akibat yang serius pada kesehatan ayam. Minimal tidak menimbulkan gejala atau patologi yang signifikan. Cara penularan cacing ini sama dengan Ascaris. Namun telur yang mengandung larva akan infektif dalam 2 minggu. Dalam cuaca yang dingin akan membutuhkan waktu yang lebih panjang. Parasit ini dapat dibasmi dengan fenbendazole. 3. Capillaria annulata atau Capllaria contorta Cacing ini sering ditemukan pada esophagus dan tembolok. Parasit ini menyebabkan penipisan dan inflamasi pada mukosa. Pada system gastrointestinal bagian bawah, dapat ditemukan beberapa spesies parasit tetapi biasanya adalah Capillaria obsignata. Berbeda dengan cacing yang lain, pembentukan embryo memakan waktu 6-8 hari dan akan sangat infeksius untuk peternakan. Kerusakan terparah akan terjadi pada 2 minggu setelah infeksi. Parasit ini akan menimbulkan inflamasi berat dan kadang-kadang terjadi perdarahan. Erosi pada usus akan menyebabkan kematian. Problem yang sering ditimbulkan oleh parasit ini adalah penurunan pertumbuhan, penurunan produksi dan fertilitas. Sanitasi yang baik merupakan kunci pencegahan yang utama. Pemberian vitamin A dapat memberikan nilai tambah. Parasit ini dapat dibasmi dengan menggunakan fenbendazole atau leviamisole. Secara umum, seorang penulis menggambarkan gejala penyakit cacingan pada ayam adalah sbb tubuh ayam menjadi kurus Nafsu makan berkurang sayap kusam dan terkulai kotoran encer, berlendir berwarna keputihan dan kadang berdarah pertumbuhan lamban Penanggulangan yang dapat dilakukan secara umum adalah sanitasi kandang dengan desinfektan pemberian Caricid pada umur 4-6 minggu dengan dosis 30 ml/3 liter air untuk 100 ekor ayam. Umur lebih dari 6 minggu diberi dosis 6 ml/10 L air untuk 100 ekor ayam campurkan premix ke dalam makanan dengan dosis kg/kg pakan diberikan selama 5-6 hari FAKTOR LAIN PENYAKIT AYAM Faktor utama penyebab ayam sakit adalah karena kecerobohan dalam mengelola peternakan yang diakibatkan oleh faktor-faktor Sanitasi yang tidak benar, dengan ciri peternakan menjadi kotor, bau dan terkesan jorok Tidak melakukan pembersihan rutin dan pemberian obat dan vitamin kepada unggas yang ada. Dan tidak dilakukannya vaksinasi pada unggas. Yang terpenting adalah ”LAKUKAN VAKSINASI” Dengan cara-cara yang benar dan waktu yang teratur seperti kami terangkan pada halaman vaksinasi.
JadwalPenanganan Kesehatan Dengan Cara Pemberian Vaksinasi dan Waktu Vaksinasi. No. Umur ayam. Jenis vaksin. Cara pemberian. 1. 3-4 hari. ND I. Tetes/Spray. 2. 12-16 hari. Gumboro. Minum. 3. 18-20 hari. ND II. minum . Pada umur 4 hari, ayam divaksinasi ND. Vaksinasi dilakukan dengan cara tetes mata dan sebelum vaksinasi ayam tidak dipuasakan
- Ahli kesehatan ala Rasulullah SAW, dr Zaidul Akbar menjelaskan jenis-jenis makanan kekinian atau modern yang dapat menjadi bibit penyakit pada tubuh. Produk makanan kekinian yang digemari di antaranya seblak, cilok, dan cireng, dikatakan dr Zaidul Akbar adalah makanan yang sekadar menyenangkan lidah bahkan justru bisa berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi terus-menerus. dr Zaidul Akbar mengingatkan agar lebih memperhatikan makanan yang dikonsumsi, dan mengutamakan pangan alami. Produk makanan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi kesehatan, bisa meningkatkan kesehatan atau justru menjadi sumber penyakit. Baca juga Sumber Asam Amino Esensial Dijabarkan dr Zaidul Akbar, Berikut Khasiatnya untuk Tubuh Baca juga Apakah Minum Herbal Ada Efek Samping? Begini Penjelasan dr Zaidul Akbar Jenis makanan olahan atau makanan kekinian yang modern saat ini sebaiknya dihindari dan memperbanyak makanan-makanan alami di antaranya buah-buahan. dr Zaidul Akbar menerangkan penyebab maraknya penyakit-penyakit baru saat ini salah satunya karena tubuh tidak mendapatkan asupan asam amino terbaik yang Allah ciptakan. "Setahu saya dulu orang-orang Sunda di zaman dulu tidak mengenal adanya cilok, cireng, seblak, balik ke zaman dulu penyakit orang-orang tua juga tidak sebanyak sekarang," terang dr Zaidul Akbar dilansir dari kanal youtube dr. Zaidul Akbar Official. Zaman dulu kebanyak para orang tua mengkonsumsi pangan alami di antaranya rebus-rebusan, ubi bakar, ubi cilembu, singkong, minumannya wedang jahe. Dengan kemajuan zaman saat ini, makanan pun mengalami revolusi untuk memenuhi keinginan lidah atau rasa, sehingga tidak lagi mementingkan nutrisi yang terkandung di dalamnya. "Sekarang dicampur semua, cireng cilok ditambahkan kaki ayam, yang dimakan sekadar rasa dan rasa," ucap dr Zaidul Akbar. Makanan kekinian tersebut dikatakan dr Zaidul Akbar merupakan makanan mati, berbeda dengan pangan- pangan alami misalnya sayur dan buah yang masih segar dan mengandung nutrisi baik untuk tubuh. Sangat disayangkan makanan alami yang memberikan power untuk tubuh sudah jarang dimakan saat ini. "Pulang-pulang kantor lapar beli gorengan, zaman dulu tidak ada gorengan, sekarang padahal tepung impor, sudah pakai tepung, dikasih micin, digoreng pakai minyak, gorengan halal, namun tidak menunjang kesehatan hanya menyenangkan lidah," ujar dr Zaidul Akbar. Yang lebih parahnya lagi, gorengan dibungkus dengan kertas koran yang mana tinta pada koran tersebut bersifat logam, bertemu dengan minyak maka lengket, maka berbahaya bagi tubuh ketika dikonsumsi. Baca juga Cara Menjaga Hormon Anak agar Berkembang Maksimal, dr Zaidul Akbar Bagikan Solusi Berikut Baca juga Aturan Terbaru Satgas Covid-19, Penumpang Pesawat hingga Kereta Api Boleh Tak Pakai Masker
Upayapencegahan lainnya dengan melakukan pembersihan bekas ransum yang dipakai ayam. Bekas ransum yang telah tercemar dapat menjadi media penularan penyakit aspergillosis. Penyakit ini dapat diobati dengan obat seperti hamisin (20 mg/ cc dalam air minum), nistatin dan kristal violet.
Penulis Tim GFNPencegahan penyakit dalam usaha peternakan unggas, khususnya pada ternak ayam merupakan suatu keharusan. Hal ini karena meskipun manajemen pemeliharaannya baik, kalau timbul penyakit pada ayam maka, keuntungan yang ada di depan mata akan menghilang, bahkan menjadi menderita kerugian. Kerugian tersebut karena turunnya produktivitas ayam, biaya pengobatan yang cukup mahal, bahkan hingga kematian ayam. Jangan remehkan timbulnya penyakit pada ayam! Meskipun hal tersebut dapat dicegah. Namun, melakukan pencegahan penyakit pada ayam bukanlah perkara yang mudah. Perlu langkah yang tepat agar pencegahan tersebut berhasil. Nah, di artikel ini kami mengajak anda mengenal penyakit pada ayam. Mulai dari jenis penyakit, penyebab penyakit, ciri-ciri penyakit hingga cara melakukan pencegahan. Anda sudah penasaran, kan? Langsung saja, yuk simak artikelnya! Jenis-jenis penyakit pada ayam Berikut adalah beberapa jenis penyakit yang perlu anda ketahui 1. Pullorum Feses Kapur Penyakit pullorum merupakan penyakit menular pada ayam yang menyebabkan peternak mengalami kerugian yang sangat besar. Kerugian tersebut antara lain, tingkat kematian yang sangat tinggi terutama pada anak ayam umur 1-10 hari, jika ayam indukan terinfeksi dan menghasilkan keturunan maka keturunan tersebut juga ikut terinfeksi, penurunan produksi telur, dan penurunan daya tunas. Penyakit pullorum disebabkan oleh oleh bakteri Salmonella pullorum. Salmonella pullorum termasuk bakteri berbentuk batang atau kapsul, bersifat gram negatif, tidak bergerak, fakultatif aerob dan tidak berspora, dan mampu bertahan di tanah hingga satu tahun. Pullorum dapat menyebar secara vertikal melalui trans ovari dan secara horizontal melalui pakan, air, dan inkubator yang terkontaminasi agen penyakit. Penyakit yang satu ini menyerang sistem pencernaan ayam. Adapun ciri-ciri anak ayam yang terinfeksi penyakit pullorum yaitu Penurunan nafsu makan. Fesesnya berbentuk pasta keputih-putihan dan menempel pada sekitar kloaka. Ayam kelihatan mengantuk mata menutup. Jengger kebiruan. Sayap menggantung kusam Bergerombol pada suatu tempat. Jika terdapat anak ayam yang mampu bertahan hidup, maka pertumbuhannya akan terhambat. Pada ayam dewasa gejala penyakit sulit dilihat tetapi kadang-kadang terlihat adanya tanda-tanda depresi, kekurusan, diare, dan produksi telur menurun. 2. Chronic Respiratory Disease CRD Penyakit Chronic Respiratory Disease CRD atau yang lebih dikenal dengan penyakit ngorok yaitu penyakit yang menyerang sistem pernapasan ayam. Penyakit CRD dapat menyerang ayam pada semua umur. Agen penyakit ini adalah bakteri Mycoplasma gallisepticum. Penyakit CRD bersifat kronis, dikatakan kronis karena penyakit ini berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu lama dan sulit untuk disembuhkan. Penyakit ini memiliki angka kesakitan tinggi, tetapi angka kematian rendah. Sedangkan CRD kompleks dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Kerugian yang dialami peternak yaitu, pertumbuhan bobot badan ayam terhambat, penurunan mutu karkas, penurunan produksi telur, tidak tercapainya keseragaman bobot badan serta banyaknya ayam yang harus diafkir. Penularan CRD dapat terjadi melalui kontak langsung, peralatan kandang yang kurang bersih, tempat makan dan minum yang kotor, manusia, dan telur tetas atau DOC yang terinfeksi. Ayam yang terserang penyakit CRD memiliki ciri-ciri antara lain Suara ngorok di malam hari. Keluarnya lendir dari rongga hidung. Mata ayam tampak berair dan bengkak. Batuk dan bersin. Ayam kehilangan nafsu makan. Ayam suka menggeleng-gelengkan kepalanya. Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang paling sederhana yaitu tidak membeli tidak membeli DOC dari produsen yang tidak diketahui dan tidak melakukan sanitasi kandang. 3. Tetelo Newcastle Disease Penyakit tetelo yaitu sebuah penyakit yang disebabkan oleh virus ND Newcastle Disease. Virus ini mampu menyerang alat pernapasan, alat reproduksi, jaringan saraf, dan lain sebagainya. Tetelo merupakan penyakit menular akut dengan angka kematian yang sangat tinggi. Namun, jika penyakit ini menyerang ayam dewasa tingkat kematiannya tidak terlalu tinggi, karena ayam dewasa biasanya dapat pulih. Kerugian yang sangat besar dapat menimpa peternak akibat penyakit ini. Kerugian tersebut antara lain, turunnya produksi telur bahkan bisa berhenti total, tingkat kematian mencapai 100% pada anak ayam, ayam mengalami gangguan pertumbuhan, dan pada ayam broiler/ pedaging mengalami penurunan bobot badan. Berikut ciri-ciri ayam yang terkena penyakit tetelo Ayam kehilangan nafsu makan. Mengalami diare yang disertai darah. Jengger berwarna pucat. Tubuh ayam akan cenderung terlihat tidak bertenaga lesu. Keluarnya cairan dari hidung. sayap akan menjadi menurun dan lumpuh pada kakinya. Jika ayam sudah terserang penyakit tetelo maka, ayam tersebut harus segera dimusnahkan. Karena dapat bertindak sebagai sumber pencemaran dan juga penularan. 4. Gumboro atau IBD Infectious Bursal Disease Penyakit gumboro adalah penyakit yang disebabkan oleh Avibirnavirus yang merupakan anggota dari keluarga Birnaviridae. Virus Avibirnavirus memiliki struktur tidak beramplop, sehingga virus ini lebih stabil dan tahan hidup lama di lingkungan hingga lebih dari 3 bulan. Virus ini mudah menular dan disebarkan melalui kotoran, kotoran, air, dan pakan yang terkontaminasi. Tidak hanya itu, virus ini juga dapat dibawa oleh vektor lain seperti tikus dan kumbang tertentu. Penyakit gumboro merupakan salah satu penyakit yang bersifat imunosupresif. Imunosupresif adalah suatu kondisi terjadinya penurunan reaksi pembentukan antibodi akibat kerusakan organ limfoid. Penurunan jumlah antibodi dalam tubuh ini menyebabkan berbagai agen penyebab penyakit akan lebih leluasa masuk ke dalam tubuh ayam dan terjadilah infeksi. Banyak kerugian yang dialami peternak jika ternak ayam mereka terserang penyakit gumboro. Kerugiannya antara lain, penurunan produktivitas ayam, keseragaman bobot badan tidak tercapai, ayam mengalami penurunan feed intake, ayam tidak tercapai puncak produksi, hingga kematian ayam karena angka kematian penyakit ini mencapai 60%. Berikut adalah ciri-ciri ayam terkena penyakit gumboro yang perlu anda ketahui Ayam terlihat gemetar. Ditemukannya feses/ kotoran yang menempel pada kloaka. Ayam terlihat tidak bertenaga lesu Menurunnya nafsu makan. Feses encer dan berwarna putih. Sayap ayam menggantung. 5. Kolibasilosis Salah satu penyakit ayam yang sering menyerang peternakan Indonesia adalah kolibasilosis. Penyakit kolibasilosis dapat terjadi pada semua umur ayam. Penyebab penyakit ini adalah bakteri Escherichia coli E. coli. Infeksi bakteri E. coli dapat melalui mulut saluran pencernaan dan hidung saluran pernapasan. Distribusi E. coli sangat luas, dapat ditemukan di litter, kotoran ayam, kotoran lain dalam kandang, pakan, air minum, dan sumber air. Sebagian besar infeksi penyakit ini terjadi ketika perubahan musim, selain itu brooding dan air minum yang buruk dapat mempengaruhi stress pada ayam. Akibatnya bakteri pantogen ini dengan mudah menginfeksi ayam, terutama ketika memasuki musim penghujan yang dipicu oleh kelembapan tinggi. Selain itu, penyakit kolibasilosis banyak ditemukan pada lingkungan yang kotor dan berdebu. Kerugian yang besar dapat diderita oleh peternak jika ayam mereka terkena penyakit ini. Jika anda peternak ayam layer, maka penyakit ini menyebabkan kerugian seperti turunnya produksi telur, penundaan masa produksi telur, tidak tercapainya puncak produksi telur, dan mudahnya ayam terinfeksi penyakit lain. Kerugian yang diterima jika anda peternak ayam broiler yaitu, kematian yang terjadi selama masa pemeliharaan dan ayam pada saat panen memperoleh berat badan yang rendah. Adapun ciri-ciri ayam yang sudah terinfeksi penyakit ini antara lain, Menurunnya nafsu makan. Diare berwarna hijau dan berbau khas. Ayam terlihat lesu. Bulunya menjadi kusam. Ayam tidak responsif atau diam saja. 6. Infectious Coryza Penyakit Infectious coryza atau dikenal dengan snot adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus paragallinarum. Bakteri ini berbentuk batang pendek atau coccobacilli, bersifat gram negatif, tercat polar, non-motil, tidak membentuk spora, dan fakultatif anaerob. Sifat alami bakteri ini tidak dapat hidup lama, dan akan mati dalam waktu 4-5 jam. Penyakit ini merupakan penyakit penyakit pernapasan bagian atas pada ayam yang sifatnya akut sampai kronis. Infectious coryza dapat menyerang semua umur, tetapi yang paling peka adalah ayam umur 18-23 minggu atau menjelang bertelur. Secara umum penyakit ini dikenal sebagai penyakit yang menyebabkan kematian rendah tetapi tingkat kesakitan tinggi. Penularannya dapat terjadi melalui kontak langsung dengan ayam sakit atau ayam carrier, dapat juga terjadi secara tidak langsung melalui pakan, air minum, dan peralatan yang terkontaminasi. Selain itu, serangan penyakit ini dapat dipercepat dengan kondisi kandang yang tidak bersih, lingkungan dingin, dan perubahan iklim yang ekstrim. Peternak akan mengalami kerugian yang signifikan akibat penyakit ini. Kerugian tersebut antara lain, ayam akan sangat terlambat untuk berproduksi, penurunan produksi telur, pengafkiran yang tinggi pada ayam dara, peningkatan biaya produksi, pertumbuhan ayam akan terhambat dan ayam menjadi kurus. Ciri-ciri ayam yang terkena penyakit ini yaitu sebagai berikut Keluar lendir dari hidung yang kental berwarna kekuningan dan berbau busuk. Nafsu makan menurun. Ngorok pada malam hari dan sulit bernapas. Sering diare. Meningkatnya jumlah telur berkerabang putih, kasar, dan retak. 7. Inclusion Body Hepatitis IBH Penyakit IBH atau lebih dikenal dengan penyakit hati pada ayam adalah penyakit yang disebabkan oleh avian adenovirus. Adenovirus merupakan virus yang tidak beramplop, sehingga lebih stabil dan tahan hidup lama di lingkungan. Penyakit ini menyerang semua usia pada ayam, khususnya ayam broiler di usia 3-7 minggu dan bersifat akut. Pada ayam layer dan breeder penyakit IBH bersifat subklinis dan perlu mendapatkan perlakuan khusus, mengingat dampaknya yang merugikan khususnya pada transmisi virus secara vertikal. Pada umumnya infeksi IBH dapat menular baik secara vertikal maupun horizontal. Penularan secara vertikal ditularkan dari induk ke anaknya melalui telur. Secara horizontal bisa melalui feses/ kotoran, pakan, air minum, dan lingkungan yang tercemar virus atau langsung dari hewan sakit ke hewan yang sehat. Selain itu, karena sifatnya yang tahan terhadap lingkungan, maka ada kemungkinan virus dapat menyebar secara perlahan-lahan dari suatu kandang ke kandang yang lainnya. Gejala yang timbul pada ayam yang terkena penyakit ini yaitu Ayam tampak lemas atau lesu.\ Nafsu makan menurun. Bulu yang kusam dan acak-acakan. Terkadang feses berwarna putih encer. Jengger, pial, dan kulit muka kelihatan pucat. Ayam yang terkena IBH akan mengalami penurunan produksi telur, tingkat sakit yang rendah namun tingkat kematian yang cukup tinggi yaitu mencapai 40%, dan turunnya bobot badan ayam. Hal tersebut menyebabkan peternak mengalami kerugian cukup besar. Cara pencegahan penyakit pada ayam Tentu saja anda tidak ingin ayam yang sudah sembuh kembali terserang penyakit. Pencegahan penyakit ada baiknya dilakukan untuk menjaga kesehatan ayam. Berikut beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk mencegah penyakit pada ayam yaitu 1. Melaksanakan manajemen pemeliharaan dengan benar dan tepat Kondisi nyaman harus dirasakan ayam dimulai sejak anak ayam/ DOC tiba di kandang. Perlu menjaga kebersihan kandang terutama dari feses karena pada kandang yang kotor akan mudah menyebarkan penyakit dan juga akumulasi amonia yang tinggi dapat menjadi faktor pemicu penyakit pernapasan. Maka dari itu, kondisi litter juga perlu dicek secara rutin serta lebih sering mencuci peralatan ternak seperti tempat minum dan tempat pakan. Dari segi kelancaran ventilasi dan pengaturan kepadatan kandang berpengaruh juga terhadap kondisi kesehatan ayam. Kondisi cuaca yang tidak menentu, bahkan terkadang berubah menjadi ekstrim, ditambah dengan kualitas udara yang semakin menurun mengharuskan dilakukannya manajemen yang lebih baik. Sesuaikan juga kepadatan kandang untuk menjamin semua ayam untuk mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendapat ransum, air minum, ruang gerak, dan oksigen, sehingga pertumbuhan, perkembangan, dan produktivitas seragam. 2. Menjaga kualitas pakan Pakan merupakan hal yang sangat penting dalam beternak ayam. Menjaga kesehatan ayam tentunya tidak lepas dari pemberian pakan yang berkualitas. Pakan yang berkualitas harus dipilih secara bijak dan selektif. Ciri pakan yang baik bagi ayam yaitu pakan yang bebas dari zat kimia, masih segar, dan bernutrisi tinggi. Pakan yang baik yaitu dapat memenuhi kebutuhan pokok nutrisi ayam misalnya energi dan protein. Selain itu, perbaikan mutu pakan pakan yang diberikan harus sesuai dengan jumlah dan kandungan nutrisi sesuai kebutuhan ternak untuk mendapatkan performa ayam yang baik. 3. Penerapan biosecurity yang ketat, Lakukan penerapan biosecurity model 3 zona bersih, transisi, kotor untuk membatasi lalu lintas agar penyebaran penyakit tidak terjadi. Desinfeksi kendaraan dan orang yang keluar masuk kandang untuk mencegah kontak bibit penyakit masuk ke kandang. Jika memungkinkan untuk tidak memelihara ayam dengan sistem banyak umur pada satu lokasi. Namun, apabila peternak menerapkan beragam umur, perlu diperhatikan beberapa hal seperti mengatur jalur lalu lintas kandang dari ayam muda ke ayam yang tua, tempatkan anak ayam pada kandang yang berjauhan dengan ayam yang sedang berproduksi, dan meminimalisir kondisi stress pada ayam terutama saat proses pindah kandang. 4. Program vaksinasi dengan tepat Vaksinasi perlu dilakukan untuk membentuk imunitas/ kekebalan di dalam tubuh ayam sehingga dapat menekan angka munculnya penyakit. Lakukan program vaksinasi secara rutin sesuai sejarah, tantangan penyakit, dan kondisi peternakan setempat terhadap penyakit Gumboro, Inclusion Body Hepatitis, Newcastle Disease, Avian influenza, Infectious Bronchitis, maupun Infectious laryngotracheitis. Pemilihan vaksinasi yang tepat dan aplikasi vaksinasi yang sesuai kondisi di masing-masing peternakan menjadi titik kunci keberhasilan perlindungan dari serangan penyakit. 5. Meningkatkan daya tahan tubuh ayam dengan menggunakan suplemen Terkait program kesehatan herbal sudah banyak diterapkan di lapangan saat ini. Ekstrak tanaman diketahui memiliki berbagai nutrisi dan senyawa kimia zat bioaktif yang berkhasiat serta berfungsi sebagai suplemen, anti bakteri, antiparasit, antiprotozoa, antioksidan hingga antiradang. Dan kebetulan jika anda sedang mencari suplemen berkualitas untuk ternak ayam, kami GFN menjual suplemen tersebut. Kami menjual berbagai suplemen untuk ternak ayam anda yang berfungsi untuk menjaga kesehatan ayam. Contohnya untuk menjaga kesehatan pernapasan ayam kami memiliki produk Esseguard Respiratory, untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan kami menjual produk Esseguard Intestinal, bagi anda yang ingin meningkatkan produktivitas ayam dapat menggunakan Esseguard Prajanan dan masih banyak lagi. Penyakit pada ayam adalah masalah kesehatan pada ternak ayam yang dapat merugikan peternak. Untungnya di artikel ini, anda telah memahami beberapa jenis penyakit pada ayam. Mulai dari jenis-jenis penyakit pada ayam, ciri-ciri setiap penyakit hingga cara pencegahan penyakit pada ayam. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah pengetahuan anda. Yuk jaga kesehatan ternak ayam anda sekarang juga! Ayam yang sehat tentunya akan memberikan keuntungan yang lebih baik dari hasil produksi daging dan telur maupun kualitas ayam itu sendiri. Sekian dari kami, sampai jumpa di kesempatan lainnya. . 170 151 407 412 380 115 328 129

jenis penyakit ayam dan obatnya